Tuesday 6 November 2012

Bersabar Ketika di Beri Nikmat

apa yang akan kita katakan apabila ada saudara atau teman kita yang mendapat musibah?
“Yang sabar ya kawan, Allah sedang mengujimu.” Atau “Innalillahi wa innailaihi raji’un… mudah-mudahan kamu diberikan kesabaran atas cobaan ini” atau anda malah berkata, “Syukurin! Emangnya enak!” (hehe… Ya nggak lah), apapun perkataan itu pasti mengajak saudara kita itu agar sabar dalam menghadapi ujian hidupnya.

Berbeda lagi perkataan kita itu ketika teman kita mendapatkan sebuah kenikmatan. Entah itu berupa harta, kekuasaan, atau hal lain yang menggembirakan, pasti yang kita ucapkan adalah kata-kata selamat, turut berbahagia, dan seabreg pujian lain yang ditujukan untuknya. Tidak akan terbersit sedikitpun di fikiran kita untuk mengatakan, “Yang sabar ya kawan” kepada teman kita itu. Betul nggak? Ya iyalah, temen dapet rejeki kok disuruh sabar, ya nggak nyambung lah…
Yakin? Yuk kita cek dulu bersama-sama.

Ujian, sesungguhnya telah dibagi oleh Allah menjadi 2 macam. Ujian berupa kesusahan dan ujian berupa kenikmatan.
Allah berfirman, "Setiap ruh akan mengalami mati. Dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan, sebagai cobaan. Kepada Kami kamu akan kembali." (QS al-Anbiya: 35).

Terkadang manusia diuji dengan kesulitan, kesusahan, kemiskinan, ketidakberdayaan, dan cobaan lain yang serupa. Namun terkadang pula manusia diuji dengan kesenangan. Diuji dengan kemegahan rumah, kemewahan, kekuasaan, kepopuleran dan semua keenakan lainnya. Terkadang ujian itu datang bersama, kadang pula bergantian. Dan setiap orang pernah mengalaminya.

Telah banyak manusia yang bisa dianggap “berhasil” menghadapi ujian yang berupa kesulitan, namun sedikit yang mampu melewati ujian berupa kesenangan. Lebih banyak manusia gagal dalam ujian berbentuk kebaikan daripada ujian berwujud musibah. Kenapa bisa begitu?

ketika seseorang dihampiri musibah dan kesulitan, dia pasti langsung sadar bahwa ia sedang diuji. Karena itulah ia mampu mengerahkan seluruh kemampuannya agar ia tetap sabar menjalani ujian tersebut. akan tetapi, hanya sedikit dari manusia yang mampu menyadari bahwasanya kemudahan ataupun kesuksesan yang ia alami adalah juga suatu ujian yang Allah berikan untuk mengukur kesabaran hambaNya. Barang siapa bisa bersabar atas nikmat yang ia dapatkan, maka makin tinggilah derajatnya di hadapan Allah dan akan ditambahkan oleh Allah nikmat tersebut. tapi sekali lagi, hanya sedikit yang mampu bersabar dalam ujian berbentuk kebahagiaan seperti ini.

Sabda Rasulullah SAW, "Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas kalian, akan tetapi aku justru khawatir (kalau-kalau) kemegahan dunia yang kalian dapatkan, sebagaimana yang diberikan kepada orang-orang sebelum kalian. Lalu, kalian bergelimang dalam kemewahan itu sehingga binasa, sebagaimana mereka bergelimang dan binasa pula." (HR Bukhari).

Sesungguhnya kemewahan dan kebahagiaan itulah yang sebenar-benarnya cobaan. Ketika ia mampu bersabar atas apa yang diberikan kepadanya, maka selamatlah ia dari sifat-sifat tidak terpuji seperti serakah ataupun tamak. Dan tatkala ia tidak mampu bersabar akan itu semua, maka jurang kebinasaan telah menunggu dihadapannya.

Siapa yang tahan jika dirinya mendapatkan kemewahan yang luar biasa? Siapa yang mampu bertahan dan bersabar atas nikmat yang dikaruniakan kepadanya? Sekali lagi, hanya sedikit dan hanya ia yang selalu bersabar menghadapi segala macam bentuk cobaan sajalah yang mampu. Kita perlu mewaspadai apabila Allah memberi kita kelapangan hidup, kita perlu berhati-hati bila harta dan kekuasaan amat mudah kita dapatkan. Bersabarlah atas semua nikmat agar hati kita tetap terjaga dari semua bisikan setan serta godaan nafsu yang menggebu.
Jadi, tidak salah kan kita mengharap kesabaran dai saudara kita yang sedang diberi kesenangan?
Wallahu'alam bi showab.

No comments:

Post a Comment