Puncak kebahagiaan, tak lain, hanya dapat kita raih melalui rasa syukur
atas pemberian-pemberian Allah. Sekecil apapun pemberian Allah, kita
wajib mensyukurinya. Lalu, bagaimana cara syukur yang bisa mencapai
puncak kebahagiaan? Sederhana sekali, bersyukurlah atas apa yang kita
miliki saat ini dalam hidup ini. Cobalah untuk selalu mensyukuri apa
yang Allah berikan kepada kita, walaupun dianggap remeh dan tidak
penting. Contohnya, Allah memberikan kesehatan kepadaku. Padahal, di
rumah sakit, pastilah banyak saudaraku yang ingin sembuh dari berbagai
penyakit. Terimakasih ya Allah, Engkau berikan aku nikmat sehat.
Setelah sholat tahajud, memang tidak serta merta kita menjadi kaya.
Spirit tahajud itulah yang membuat kita kaya. Spirit tahajud sebagai
hasrat untuk menjalani hidup. Spirit tahajud hanya dapat kita peroleh
dengan mendirikan tahajud secara rutin. Tak hanya saat kita membutuhkan
jalan keluar bagi permasalahan yang sedang kita hadapi, tapi juga setiap
malam. Usai tahajud, kita berdoa memohon diberikan kelimpahan rezeki.
Kita yakin Allah akan mengabulkan doa-doa kita. Dengan spirit itulah,
kita berusaha semaksimal mungkin untuk meraih kesuksesan. Semoga kita
mendapat gelar terpuji dari Allah, seperti firman-Nya: …..mudah-mudahan
Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat terpuji.” (Al-Isra’ :79).
Bagi mereka yang sudah kaya, sholat tahajud tetap di butuhkan, supaya
kekayaan kita menjadi berkah dan tidak membawa kesengsaraan hidup.
Bahkan kekayaan kita menjadi bertambah. Sifat-sifat seperti tekun,
cerdas dan disiplin itulah yang mampu menambah pundi-pundi rezeki kita.
Lalu, bagaimana dengan orang yang rajin bertahajud, tapi tak kunjung
meraih kesuksesan? Bisa jadi, mereka belum merengkuh spirit tahajud
tersebut.
Spirit tahajud tercermin melalui sifat-sifat pelakunya. Ada dua sifat ahli tahajud yang secara umum kita ketahui:
1. Memiliki Niat Mulia:
Berniat haruslah tulus semata-mata karena Allah. Namun, bukan berarti
kita tak boleh meminta yang lainnya. Kita boleh sholat tahajud untuk
mendapatkan sesuatu. Niat itu harus kita pasrahkan karena Allah semata.
Misalnya, kita sholat tahajud karena ingin mendapatkan kelimpahan rezeki
di dunia, maka sebaiknya niat menginginkan limpahan rezeki tersebut
karena Allah.
Berusahalah meniatkan apa pun aktivitas kita dengan ungkapan karena
Allah. Insya Alah, kita tak terbebani dengan beragam aktivitas. Semua
telah kita sadarkan kepada Allah, Tuhan pengatur hidup kita. Contohnya,
Saya bekerja untuk memperoleh banyak uang, menafkahi keluarga saya
semata-mata karena Allah. Saya menulis untuk membagikan kebaikan kepada
orang banyak karena Allah semata, bukan karena hal lainnya.
2. Berdoa dan Bersyukur:
Allah maha tahu apa yang kita butuhkan. Allah tidak akan mengabulkan
doa-doa yang berpotensi menyengsarakan hamba-hamba-Nya. Memang, doa yang
kita minta selalu bernilai kebaikan di dalamnya. Namun, pengetahuan
kita terbatas. Allah-lah yang paling tahu kehidupan kita. Terkait dengan
sikap syukur, cobalah untuk mengelaborasikan rasa syukur dengan doa-doa
yang kita panjatkan.
Kondisikan diri kita untuk siap menerima semua pemberian Allah.
Misalnya, ketika bekerja atau beraktivitas apa pun, kita harus siap
menerima kesuksesan atau kegagalan. Jika meraih kesuksesan maka kita
bersyukur dan jika mendapat kegagalan maka kita harus bersabar. Hal
terpenting adalah kita menikmati perjalanan hidup ini sebagai karunia
Allah yang patut di syukuri. Dengan demikian, setiap aktivitas kehidupan
yang kita kerjakan terasa ringan dan menyenangkan.
Nabi Muhammad bersabda: “ Tuhan kita Azza Wajalla turun setiap malam ke
langit dunia pada sepertiga malam terakhir. Pada saat itu Allah
berfirman: “ Siapa yang berdoa kepada-Ku, pasti Aku kabulkan, siapa yang
memohon kepada-Ku, pasti Aku berikan dan siapa yang memohon ampun
kepada-Ku pasti Aku ampuni.”(HR Al-Jama’ah).
Sejatinya, jika kita membiasakan diri sholat tahajud maka kita akan
yakin mendapatkan kemudahan dalam hidup. Salah satu cara membiasakan
diri sholat tahajud adalah dengan merespon seruan Allah seperti yang
terdapat dalam Surat Al-Muzammil ayat 1-4. Jika kita merasa terpanggil
oleh seruan Allah, kita tentu akan melaksanakan sholat tahajud.
Sebaliknya, kita akan lalai melaksanakan sholat tahajud, karena merasa
belum terpanggil oleh seruan Allah.
Sholat tahajud sebagai kebutuhan, bukan beban. Jadikanlah kebiasaan
sholat tahajud sebagai sarana pendekatan diri kepada Allah. Yakinlah,
Allah akan memberikan apa saja yang kita inginkan jika kita sering
bermunajat kepada-Nya pada malam hari. Oleh karena itu, cobalah luruskan
niat kita untuk hanya mengharapkan keridhaan dari-Nya. Dengan demikian,
kita tidak menganggapnya sebagai beban.
No comments:
Post a Comment