bismillahirahmanirahim.
kawanku semua yang dirahmati Allah, masalah khilafiah kadang
membelenggu kita, membuat perpecahan antar umat, lantas jika ini terjadi
pihak-pihak yang membeci bahkan ingin menghancurkan islam pasti tertawa
melihat semua itu, ada maslah yang lebih penting dari itu semua apa itu
kawan,? ya, masalah sholat adalah hal yang sangat penting, sholat
adalah tiang agama, lalu bagaimana bagi yang tidak sholat? ya jelaslah
perlahan dia merubuhkan agamanya, Sungguh ironis, sebuah mayoritas
masyarakat dikendalikan oleh tekanan minoritas. Maka wajar bila seorang
petinggi Israel berkata: “Orang-orang Arab (Muslim) tidak
mungkin mengalahkan orang-orang Israel kecuali apabila jumlah orang yang
sholat pada waktu shubuh sama dengan jumlah orang yang shalat pada
waktu jumatan”, bisakah? itu yang selalu menjadi pertanyaan yang henti-hentinya saya tanyakan?
sebuah motivasi dari seorang motivator ternama dinegeri ini, siapa
yang tidak tahu bapak mario teguh dengan semangat motivasinya yang
menggebu-gebu..
adikku yang baik hatinya,
Tuhan itu Maha Penyayang, itu sebabnya yang baik bagi kita akan diharuskan-Nya.
Meskipun Tuhan memberikan kita kebebasan untuk memilih, sesungguhnya Tuhan lebih berpihak kepada pilihan baik kita.
Itu sebabnya bagi kebaikan, disediakan hadiah kedamaian, kenikmatan, dan keindahan.
Itu sebabnya bagi keburukan, disediakan kegelisahan, perendahan derajat, ketakutan, dan penderitaan yang berkelanjutan.
Itu semua, diniatkan agar kita lebih memilih kebaikan daripada keburukan.
Dan sembahyangmu itu, adalah untuk kebaikanmu.
Lebih baik memaksa dirimu sembahyang, daripada mengeluh karena
kekasaran orang lain, karena pengkhianatan, dan karena buruknya rezeki.
Jika engkau bisa melihat perlindungan yang dilingkupkan Tuhan
kepada jiwa yang bersembahyang, engkau akan selalu bersembahyang – dalam
kepatuhan jiwa dan kepatuhan raga.
Marilah kita belajar untuk patuh secara jiwa dan raga.
Tuhan Yang Maha Pelapang Hidup, perjelaslah berkah dari sembahyang bagi jiwa yang sedang ragu.
Aamiin
kawanku semua yang dirahmati Allah.
Sesungguhnya Allah tidak sematamata memerintahkan sholat kecuali
untuk kebaikan umatnya bahkan sholat itu sendiri menjadi pelipur lara
dan penghubung diri dengan sang penciptanya. Kira-kira 14 abad silam
Rasulullah SAW diisra’ dan mi’rajkan oleh Alloh SWT kehariban-Nya,
dimana beliau mendapatkan perintah Sholat fardhu 5 waktu sebagai
konsekuensi seorang hamba yang menyerahkan dirinya kepada Rabbnya,
sebagai konsekuensi logis dari pernyataan dan pengakuan bahwa ia seorang
Muslim dan beragama Islami. Dimana perintah tersebut sudah ada sejak
jaman Nabi Adam AS namun hanya berbeda bilangan rakaatnya. Dalam QS Al
Baqoroh Ayat 110, Alloh berfirman:
dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan
apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat
pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang
kamu kerjakan.
“dan Aku tidak mencipkan jin dan manusia, kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku” demikian
makna firman Allah dalam surah Adz-Dzariyat ayat 56. Kita hidup didunia
ini hanya untuk mengemban saru tugas yaitu beribadah kepada Allah.
Melaksanakan perintah Allah adalah ibadah. Sebaliknya menjauhi larangan
Allah juga ibadah.
Manusia sering mengabaikan sholat padahal ia seorang yang mengaku
beragama Islam. Sering beranggapan bahwa sholat tidak mendatangkan
rejeki, sholat terus tapi tetap saja tidak kaya atau bahkan dengan
sholat rejekinya akan hilang karena kesempatan untuk bekerja hilang.
Tentu hal tersebut tidaklah benar, dan itu adalah anggapan yang salah
dan tanda bahwa pemikiran kita lemah.
Kita perlu mengingat bahwa sholat bukan untuk mencari rejeki, tapi
sholat adalah sebagai ungkapan terima kasih seorang hamba kepada Rabbnya
selain sebagai sebuah kewajiban. Alloh SWT berfirman: QS: Thaha 132:
dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan
bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki
kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik)
itu adalah bagi orang yang bertakwa.
Seorang hamba diperintahkan agar meresapi dan khusyu’ dalam
shalatnya baik secara lahiriah maupun batin dan membuat hati, lisan dan
seluruh anggota badannya larut di dalamnya. Hal ini sebagaimana firman
Allah subhanahu wata’ala, “Dan berdirilah karena Allah (dalam shalatmu)
dengan khusyu’.”
(al-Baqarah:238)
Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya di dalam shalat itu terdapat kesibukan.” (Muttafaqun ‘alaih)
Artinya, seorang yang sedang melakukan shalat dilarang makan,
minum, menoleh dan banyak bergerak. Ini tentunya berbeda dengan
ibadah-ibadah lain selain shalat yang hanya diwajibkan atas sebagian
anggota badan saja.
Bukankah Alloh SWT telah menganugerahkan kepada rizki yang begitu
banyak kepada kita, manusia hanya menganggap bahwa rezki adalah uang.
Bukankah anggota badan yang lengkap juga rezki yang berharga, kesempatan
hidup juga rezki, keluarga, pekerjaan meskipun sederhana juga rizki
karena nyatanya kita juga bisa hidup hingga saat ini dengan hal itu,
lihatlah disekeliling kita masih banyak orang yang kurang beruntung
dibanding kita. Mengapa tidak kita bayangkan jika Alloh pemilik diri dan
alam semesta ini mengambil haknya dari kita. Kita tentu sependapat jika
ada anak yang apabila diberi uang oleh orang tuanya kemudian ia
membantah dan mengabaikan perintah orang tuanya ia tidak baik dan kita
tidak suka, atau anak yang diberikan biaya, nafkah maka ia selayaknya
patuh dan taat kepada orang tuanya?, bukankah seorang pekerja mau patuh
pada atasannya lantaran ada imbalan, dan sepantasnya ia patuh
kepadanya?. Lalu kenapa kita tidak patuh dan tunduk kepada Alloh SWT
yang telah memberikan imbalan kepada kita berupa rizki kehidupan dan
kesehatan hingga saat ini, yang telah memberikan kesempurnaan fisik
kepada kita, memberikan kita pendamping yag senantiasa mendampingi kita
dikala susah dan senang, memberikan kita keturunan yang dapat
dibanggakan, memberikan waktu untuk berkarya dan membantu orang lain,
dan memberi kita banyak hal hingga kita tentu tak sanggup menghitungnya.
Dalam Al-Quran Alloh mengajarkan kepada kita: QS Ibrahim 34;
dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang
kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah
dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan
sangat mengingkari (nikmat Allah).
Kita mesti ingat bahwasanya manusia tidak lepas dari sebab-akibat,
segala sesuatu ada balasannya, walaupun itu sebesar biji. Ada hukuman
ada pula penghargaan, ada kesungguhan adapula kepuasan, begitu juga ada
dosa dan ada pahala, karena hidup adalah pilihan, sudah tersedia antara
yang baik dan yang salah, yang benar dan yang batil,. Alloh SWT
berfirman dalam Surat An-Nisa 132:
(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong
dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan
itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya
selain dari Allah.
Begitu juga dalam surat Al-Qhashas 84:
Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, Maka baginya (pahala)
yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan Barangsiapa yang datang
dengan (membawa) kejahatan, Maka tidaklah diberi pembalasan kepada
orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang)
dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.
Namun Alloh SWT adalah Maha Penyayang kepada hambanya yang mau
berserah diri, dan bertaubat atau tidak mengulangi lagi perbuatannya,
selama kita tidak berbuat syirik atau tidak menduakannya dengan sesuatu
kekuatan dan kekuasaan apapun. Alloh SWT telah memberikan arahan dalam
hal ini dalam surat Annisa 48:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar.
Dalam sebuah kisah Islam diceritakan
pada zaman nabi Musa AS, seorang perempuan datang dengan duka cita
yang mencekam, kerudungnya menutup rapat seluruh wajahnya, wajahnyanya
yang putih dan ayu tetap tidak bisa menutup kesedihan hatinya yang
dalam, ia mengetup pintu rumah Nabi Musa AS, kemudian ia masuk namun
tetap menundukkan mukanya, ia berkata; wahai Nabi Alloh, aku memohon
kepadamu agar engkau berkenan memohonkan ampunan untuk”, lalu Nabi Musa
AS menjawab, “kenapa aku harus memohonkan ampunan, dosa apa yang telah
kamu perbuat?”, tanya Musa AS, kemudian perempuan tersebut sambil
menangis menjawab, “aku telah berbuat zina”, mendengar jawaban itu wajah
Nabi Musa AS terlihat sangat marah, namum belum sampai menjawab,
perempuan itu sambil menangis menambahkan. “Lalu aku melahirkan bayi dan
membunuhnya”. Kemarahan Nabi Musa AS tak terbendung dan berkata:” pergi
engkau wahai perempuan laknat dari rumahku sebelum Alloh menimpakan
azab dirumahku”. Kemudian perempuan dengan sangat sedih dan semakin
menangis, ia keluar dari rumah Nabi Musa AS dengan hati bagaikan kaca
yang membentur batu karena ia tidak tahu lagi kemana ia harus mengadu,
bila nabi saja menolaknya bagaimana sepeninggalnya. Namun tak lama
kemudian datanglah Jibril menghampiri Nabi Musa AS dan berkata: Wahai
Nabialloh Musa, kenapa engkau mengusir perempuan tadi yang hendak
bertaubat, tahukan engkau bahwa Alloh SWt adalah Maha Penerima Taubat
dan sesungguhnya masih ada dosa yang lebih besar itu, dosa yang lebih
besar dari 1000 kali berzina. Nabi Musa AS, terkejut dan bertanya kepada
Jibril: “ Wahai Jibril, beritahukan kepadaku dosa apakah itu yang lebih
kejam dari berzina dan membunuh?, Jawab Jibril:” Meninggalkan Sholat
dengan sengaja dan tanpa menyesal, karena ia sama saja dengan menganggap
Alloh SWT tidaklah penting dan menafikannya. Sedangkan orang yang mau
bertaubat dan berarti ia masih memiliki iman didadanya dan selalu
mengharap dan menganggap Alloh SWT adalah tempat kembali dan Maha
Penerima Taubat”. Kemudian Nabi Musa AS sadar bahwa ia telah keliru, dan
segera memanggil kembali perempuan tadi dan memohonkan ampunan kepada
Alloh SWT. Dalam sebuah hadits lain diriwayatkan, bahwa meninggalkan
sholat dengan sengaja, maka dosanya lebih besar dari membakar 70
Al-Qur’an, membunuh 70 Nabi dan berzina dengan ibunya di dalam Ka’bah.
Sedangkan dalam riwayat lain disebutkan bahwa mengakhirkan sholat hingga
habis waktunya, maka ia akan disiksa didalam neraka selama 1 khuqu’. 1
khuqu’ sama dengan 80 tahun, satu tahun sama dengan 365 hari dan 1 hari
di akherat sama dengan 1000 tahun di dunia.
Kadang kita jika ditanya tentang kapan sholat atau kenapa tidak sholat,
sering kita menjawab, sholat itu nanti kalau sudah tua, nanti kalau
sudah pensiun, lebih baik tidak sholat daripada sholat tapi masih
berbuat maksiat, atau bahkan naudzubillah sholat tidak perlu yang
penting Islam dan berbuat baik. Lalu kenapa kenapa kita sering meminta
Alloh SWT sesegera mungkin mengabulkan permohonan kita?padahal kita
sangat sering menunda sholat sebagai kewajiban kita. Rasulullah SAW
bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhari, Janganlah menuntut Alloh SWT
karena keterlambatan permintaanmu, tapi tuntutlah dirimu sudahkah
memenuhi kewajibanmu kepada Alloh SWT. Jika sholat nanti kalu sudah tua
atau nanti kalau sudah pensiun, bukankah umur bukan milik kita, tidak
tahu sampai kapan kita hidup karena apabila ajal datang tidak ada yang
bisa menunda atau mensegerakannya. Allo SWT mengingatkan dalam Al-Quran
Surat Yunus 49:
tiap-tiap umat mempunyai ajal. apabila telah datang ajal
mereka, Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan
tidak (pula) mendahulukan(nya).
Jika kita beranggapan bahwa lebih baik tidak sholat daripada sholat
tapi masih berbuat maksiat, lalu kenapa kita juga tidak berpikir,
jikalau saja yang sholat masih berbuat maksiat, lalu bagaimana dengan
yang tidak mengerjakan sholat, bukankah pasti lebih banyak berbuat
maksiat. Perlu diingat bahwa manusia adalah tempat mahalul khoto’ wan
nisyan, (tempat kesalahan dan kelalaia). Dan juga Rasulullah SAW
berpesan dalam sebuah Hadits: “ Khassinu sholatakum” (perbaikilah sholat
kalian!). sedangkan Alloh SWT berfirman dalam Surat Al Ankabut 45.
bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Berarti, kita harus secara terus menerus memperbaiki sholat kita jika
dalam kehidupan ini kita masih melakukan perbuatan yang keji dan
mungkar dengan tidak lepas dari membaca Al-Quran sebagai panduan.
Dan naudzubillah jika kita sampai menganggap bahwa sholat tidak perlu
yang penting Islam dan berbuat baik. Bukankah kita semua akan mati,
setelah itu amalan kita akan diperhitungkan. Dan Rasulullah SAW
bersabda: “ Sesungguhnya amalan pertama yang diperhitungkan pada hari
kiamat adalah sholat”. Dan bukankah islam didirikan atas lima perkara
diantaranya adalah sholat, dan berbuat baik saja tidak cukup karena
berbuat baik hanya muamalah dengan manusia, sedangkan manusia wajib
menyembah kepada penciptanya yaitu Alloh SWT. Karena Alloh SWT tidaklah
menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk menyembahNya.
Sedangkan jika manusia berbuat baik tanpa landasan iman maka
amalan-amalannya adalah sia-sia Alloh SWT berfirman dalam Surat Annur
39:
dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di
tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi
bila didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan
didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya
perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat
perhitungan-Nya.
artinya Orang-orang kafir, karena amal-amal mereka tidak didasarkan
atas iman, tidaklah mendapatkan Balasan dari Tuhan di akhirat walaupun
di dunia mereka mengira akan mendapatkan Balasan atas amalan mereka itu.
Maka, kenapa kita mesti menunda untuk menjadi manusia yang tahu diri,
manusia yang tahu terima kasih kepada Rabbnya, manusia yang
berorientasi bukan hanya duniawi tapi juga memiliki visi ukhrawi,
mensiapkan diri sejak dini untuk mempersiapkan sesuatu yang pasti
terjadi. Alloh SWT menciptakan sesuatu tidak akan pernah sia-sia, jika
Alloh SWT memerintahkan Sholat kepada hambanya tentu ia memiliki dampak
positif bagi hambanya dan berbagai rahasia yang pemikiran manusia tidak
mampu untuk mencapainya.
Ada seorang dokter di Amerika telah memeluk Islam karena beberrapa
keajaiban yang ditemui dalam penelitianya, ia terkagum-kagum dengan
penelitiannya hingga seperti tidak bisa diterima oleh akal pikiran. Dia
adalah seorang dokter neurologi, setelah memeluk islam ia yakin dengan
pengobatan islami yang kemudia membuka klinik bernama “pengobatan
melalui Al-Qur’an”, dimana pengobatan melalui puasa, madu, biji hitam
(jinten) dan sebagainya. Ketika ditanya tentang kenapa ia tertarik
memeluk Islam, ia mengatakan pada saat penelitian ada beberapa urat
syaraf didalam otak manusia yang tidak dimasuki oleh darah. Pada setiap
inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara
normal. Setelah melakukan kajian penelitian beberapa waktu, ia menemukan
bahwa terdapat syaraf yang tidak dapat dimasuki oleh darah melainkan
seseorang tersebut ketika sholat, yaitu pada saat sujud. Urat tersebut
memerlukan darah pada saat tertentu saja, ini artinya darah tersebut
memasuki saraf menurut kadar waktu yang ditentukan yaitu saat sholat
yang diwajibkan oleh umat Islam. Jadi barang siapa yang tidak
melaksanakan sholat maka saraf otaknya tidak dapat menerima aliran darah
yang cukup untuk berfungsi secara normal. Karena itu penciptaan manusia
itu sebenarnya adalah menganut agama Islam sepenuhnya/kaffah, karena
yang memerintahkan sholat adalah sang Pencipta manusia.
Alloh SWT memerintahkan atau melarang sesuatu kepada hambanya karena
sang pembuat tentu tahu apa yang terbaik dari produk yang dihasilkannya,
adapun segala larangan dan musibah yang ada lantaran Alloh SWT ingin
menguji sejauh mana ketaatan seorang hamba kepada Alloh SWT dan Rasulnya
dan siapa diantara hambanya yang lulus. Alloh SWT memberithukan hal ini
melalui Al-Quran Surat Ali Imran 142:
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum nyata
bagi Allah orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh dalam
menjalankan ajaran islam) diantaramu dan belum nyata orang-orang yang
sabar.
Maka ketika Rasulullah SAW ditanya oleh orang-orang kafir quraisy
Mekkah , “ hai, Muhammad, kenapa kamu menyuruh kami untuk menyembah
Tuhanmu, maka turunlah ayat dalam Surat An-Naml 91-93
91. aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah)
yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan
aku diperintahkan supaya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri.
92. dan supaya aku membacakan Al Quran (kepada manusia). Maka
Barangsiapa yang mendapat petunjuk Maka Sesungguhnya ia hanyalah
mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan Barangsiapa yang sesat
Maka Katakanlah: “Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah
seorang pemberi peringatan”.
93. dan Katakanlah: “Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan
kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, Maka kamu akan mengetahuinya. dan
Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan”.
Keberuntungan adalah anugerah yang kita terima karena kita berada di tempat yang tepat pada saat yang tepat.
Itu berarti, kita harus selalu bergerak dan berada di
tempat di mana orang lain membutuhkan kita, pada saat mereka membutuhkan
kita. Itu sebabnya, keberuntungan tidak berpihak kepada orang yang
tidak bergerak pada saat orang lain sibuk, atau yang sibuk pada saat
orang lain beristirahat.
Rajin pangkal beruntung.
rajin sholatlah..
ayo, mari kita sholat..
semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment